Sunday, July 24, 2005

TAKE IT OR LEAVE IT !!!

Oleh : Tommy Fahrizal 200010530044 ( penulis adalah mahasiswa komunikasiUMY serta aktif dalam bidang sosial, Alamat : tomieSquad.blogspot.com Friendster ketek_asin@yahoo.com)
Teman saya pernah mengatakan bahwasannya hidupnya semakin menyenangkan saja, sambil terkeh-kekeh dia menceritakan bagaimana dia dengan enaknya memindah-mindahkan tayangan televisi tanpa perlu beranjak dari tempat duduknya. Berkat remote control ,ia merasa jauh lebih berkuasa. Dia tidak perlu melihat iklan karena setiap televisi menyiarkan iklan, dengan remote controlnya ia pindah ke stasiun lain.Dari contoh di atas kita dapat tau betapa dasyatnya televisi telah menyihir kita, untuk tetap duduk di depannya. Seperti candu yang ingin terus kita hisap tanpa mau kita tinggalkan.
Seakan-akan kita menjadi budak, yang menurut pada tuanya. Yang tanpa terpaksa meniru dan melakukan apa yang kita liat. Sungguh sebuah kenyataan yang ironis dimana manusia terikat oleh ciptaanya sendiri.Televisi yang pada awalnya tidak di maksudkan mengubah dunia, dalam arti tidak memiliki ideologi tertentu, telah berubah menjadi sebuah monster yang siap merubah dan menciptakan kebudayaannya sendiri serta menyebarkan ideologi-ideologi baru, citra–citra baru, bahasa-bahasa baru, konsumerisme, dan membuka lebar-lebar sebuah akses untuk mendapatkan informasi. Tanpa pandang bulu dia menyerang kesetiap bangsa, suku., kelompok serta individu seperti penyakit yang mematikan.Tidak ada teknologi dan media massa lain yang begitu dekat dan menyatu dengan kehidupan manusia selain televisi. Televisi hampir mempengaruhi seluruh kehidupan manusia tidak hanya fisik. Televisi bahkan merubah realita yang kita tanggkap .
Menurut Garin Nugroho televisi telah menjadi patokan trend fasion, “pabrik” bahasa yang produktif, pokoknya apapun yang di butuhkan manusia untuk bertindak dan berperilaku. Menurut Marshal McLuhan dalam bukunya “Medium is The Message, menyebutkan bahwa tidak dapat disangkal lagi realitas masyarakat saat ini banyak dipengaruhi media. Masyarakat tidak hanya dipengaruhi oleh pesan-pesan media, tetapi kehadiran media itu sendiri telah memengaruhi sikap dan perilaku masyarakat.Para penganut paham semiotic berkeyakinan manusia menyukai televisi, karena televisi cocok untuk memuaskan keinginan manusia yang tidak terbatas pada stimulus dan perubahan sensorik (Solomon, 1988 : 125). Ketika manusia hidup dalam alam modern yang teratur dan monoton, menonton televisi menjadi kegiatan yang penting, karena bisa memberikan kompensasi pada stimulus sensorik yang tidak kita dapatkan dala kehidupan sehari-hari.
Televisi memberi warna dan tekstur dunia yang tidak bisa kita lihat dari jendela kita. (Solomon, 1988 : 124-126)Tayangan-tayangan televisi, terutama hiburan adalah sebuah media untuk melarikan diri dari kebosanan ,frustrasi dan mengalihkan beban pikiran selain dari rasa keingintahuan terhadap sesuatu yang baru. Sadar tidak sadar kita, kamu, mereka , aku sudah menjadi korban keganasan televisi. Kalau ngga percaya coba deh “ngaca” !!!!!Sebagai salah satu contoh yaitu kita pasti akan mencoba meniru segala tingkah laku idola kita. Baik itu dandanan, gesture tubuh dan lainnya. Atau yang lebih ekstrem lagi yaitu prilaku seks bebas di Indonesia yang sudah bukan barang tabu lagi.
Padahal kita tau prilaku seks bebas tidak sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang ada di Indonesia.Selama ini kita menilai bahwasaannya media massa sebagai menyebar informasi serta hiburan mempunyai agenda setting sendiri untuk membentuk sebuah kebudayaan baru atau apapun namanya itu, kemungkinan mereka melakukan itu sangatlah kecil sekali. Karena mereka membuat program atau berita informasi berdasarkan profit semata tanpa memikirkan apakah itu akan menimbulkan ‘kekacauan’ atau menimbulkan budaya baru.Media massa adalah salah satu bentuk kepanjangan tangan dari yang namanya kapitalisme. Mereka hanya memikirkan keuntungan tanpa memikirkan akibat yang di timbulkan. Yang terjadi saat ini adalah efek yang di timbulkan dari sebuah pengejaran keuntungan tersebut. Yang tanpa di sadari telah mampu menimbulakan efek yang hebat.Lepas dari itu semua, baik dan buruk efek yang di timbulkan oleh televisi.
Toh televisi telah memberikan manfaat yang cukup berarti bagi peradaban manusia. Tinggal bagaimana kita sebagai penikamat televisi mampu menyikapi dengan baik. Serta bagaimana media massa dalam hal ini televisi khususnya tidaka hanya memikirkan profit semata, akan tetapi memikirkan efek yang di timbulkannya.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home